Ø
KLASIFIKASI MANUSIA MENURUT
ILMUWAN
Sejarah termasuk ke dalam klasifikasi manusia menurut ilmuan karena
sejarah sendiri mempunya peninggalan yang nyata yang banyak di telitiu oleh
ilmuan dan dikembangkan lagi dari zaman ke zaman. Yang di maksud sejarah adalah
satu sistem yang meneliti satu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk
kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga sejarah adalah
peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod, atau
bukti-bukti yang konkret.
Banyak ahli
ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup
(manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang
sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti
sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa
fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus. Akan tetapi
hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal
dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut
hanya berkaitan dengan bidang studi biologis.
Ø
KLASIFIKASI MANUSIA MENURUT
FILSAFAT
Pandangan filsafat terhadap
manusia dapat dipandang dari beberapa sudut pandang yakni dari:
1. Teori descendensi
Teori descendensi meletakkan manusia sejajar
dengan hewan berdasarkan sebab mekanis. Artinya manusia tidaklah jauh berbeda
dengan hewan, dimana manusia termasuk hewan yang berfikir, melakukan segala
aktivitas hidupnya, manusia juga tidak beda dengan binatang yang menyusui.
2. Metafisika
Metafisika adalah teori yang memandang
keberadaan sesuatu dibalik atau di belakang fisik. Dalam teori ini manusia
dipandang dari dua hal yakni:
·
Fisik, yang terdiri dari zat.
Artinya bahwa manusia tercipta terdiri dari beberapa sel, yang dapat di indera
dengan panca indera.
·
Ruh, manusia identik dengan
jiwa yang mencakup imajinasi, gagasan, perasaan dan penghayatan semua itu tidak
dapat diindera dengan panca indera.
3. Psikomatik
Memandang manusia hanya terdiri atas jasad
yang memiliki kebutuhan untuk menjaga keberlangsungannya artinya manusia
memerlukan kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) untuk keberlangsungan
hidupnya.
Manusia terdiri dari sel yang memerlukan materi cenderung bersifat
duniawi yang diatur oleh nilai-nilai ekonomi (dinilai dengan harta / uang)
artinya manusia memerlukan kebutuhan duniawi yang harus dipenuhi, apabila
kebutuhan tersebut sudah terpenuhi maka mereka akan merasa puas terhadap
pencapaiannya.
Manusia juga terdiri dari ruh yang memerlukan nilai spiritual yang
diatur oleh nilai keagamaan (pahala). Dalam menjalani kehidupan duniawi manusia
membutuhkan ajaran agama, melalui ceramah keagamaan untuk memenuhi kebutuhan
rohaninya. Dalam hal ini manusia ingin menjadi manusia yang paling sempurna.
Untuk menjadi manusia sempurna haruslah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Rasionalitas
b. Kesadaran
c. Akal budi
d. Spiritualitas
e. Moralitas
f. Sosialitas
g. Keselarasan dengan alam.
Ø KLASIFIKASI
MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN
Manusia adalah makhluk Allah yang
paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi
jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil
Allah di muka bumi.
1. Penciptaan Manusia
Al-Qur’an
telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan
manusia
melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang
dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya,
lalu terciptalah Adam a.s.[14] Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad
[38] ayat 71-72.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ . فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka,
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh
(ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya.” (Q.S.
Shaad [38]: 71-72.)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ .
Kemudian kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling
baik. (Q.S. al-Mu’minuun [23]: 13-14)
2. Khalifah
Itulah di antara
sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang asal-usul penciptaan
manusia. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan
kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah
sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah
kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan
ketenangan di akhirat.
seperti
disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“.
(Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang
diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan.
3. Hamba Allah
Dan manusia diciptakaan untuk menyembah atau menjadi hamba
Allah SWT Seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya:
Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa
li ya’budu.
“Tidak Aku ciptakan manusia dan jin
kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”
Comments
Post a Comment